Minggu, 13 Juni 2021

. Terendah

 . Terendah

Hallo

27 tahun genap usia

. Terendah

Mungkin semua sudah takdir

Apa yang dijalani, apa yang di lewati, semua sudah menjadi misteri yang nyata dan amat menakutkan.


. Terendah

Mencoba bangkit

Di genggam tangan seorang bidadari tanpa sayap

Di bangkit kan oleh raja tanpa istana

. Terendah

Saat semua menjauh, di sudutkan, di campak kan.

. Terendah

Tak ada cinta tak ada canda

. Terendah

Semua ku terima :)


Salam

. Terendah


Kamis, 19 Oktober 2017

maaf, dan maafkan dirimu.


maaf,
kata yang mungkin menurutmu gampang terucap tapi meurutku itu sangat sulit.
semua yang terjadi biar terjadi, semua yang terasa pahit coba lupakan.
maaf jika hanya kata maaf yang terucap, tak ada haparan atau apapun lagi saya paham.
mungkin disisi lain saya pun berusaha untuk memaafkan, tapi satu hal yang saya yakin bahwa luka pasti akan sembuh.
mencoba untuk meminta maaf, memaafkan diri sendiri dan melupakan kesalahan itu sulit.
saya pergi...tenang segala kesalahanmu tak akan ku umbar, tenang rasa cintamu tak akan ku lupakan, tenang saya menerima jika kamu benci.
maaf, saya mencoba memaafkan segalanya dengan meminta maaf kepadamu.
terimakasih, maaf saya pergi :)

Sabtu, 08 Juli 2017

Taaruf (?)

“Ukhti, ana tertarik ta’aruf sama anti.”

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya seperti facebook, yahoo messenger, dan lain-lain menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas.  Begitu lembut dan halusnya jebakan dunia maya, tanpa disadari mudah menggelincirkan diri manusia ke jurang kebinasaan.  Kasus ta’aruf ini sangat memprihatinkan sebenarnya. Seorang bergelar ikhwan memajang profil islami, tapi serampangan memaknai ta’aruf. Melihat akhwat yang dinilai bagus kualitas agamanya, langsung berani mengungkapkan kata ‘ta’aruf’, tanpa perantara.

Jangan memaknai kata “ta’aruf” secara sempit! Pelajari dulu serangkaian tata cara ta’aruf atau kaidah-kaidah yang dibenarkan oleh Islam. Jika memakai kata ta’aruf untuk bebas berinteraksi dengan lawan jenis, lantas apa bedanya yang telah mendapat hidayah dengan yang masih jahiliyah? Islam telah memberi konsep yang jelas dalam tatacara ta’aruf.

Pernah ada kisah ikhwan-akhwat yang saling mengumbar kegenitan di dunia maya, berikut ini petikan obrolannya:

“Assalamualaikum ukhti,” sapa sang ikhwan.

“Wa’alikumsalam akhi,” Balas sang akhwat.

“Subhanallah ukhti, ana kagum dengan kepribadian anti. Seperti Sumayyah, seperti Khaulah binti azwar, bla bla bla bla…” Puji ikhwan tersebut.

Apakah berakhir sampai di sini? Oh no…. Rupanya yang ditemui ini juga akhwat genit, maka berlanjutlah obrolan tersebut, si ikhwan bertanya apakah si akhwat sudah punya calon, lantas si akhwat menjawab. 

“Alangkah beruntungnya akhwat yang mendapatkan akhi kelak.” Sang ikhwan pun tidak mau kalah, balas memuji akhwat.

“Subhanallah, sangat beruntung ikhwan yang mendapatkan bidadari dunia seperti anti.”

Banyaknya jaringan sosial di dunia maya menjadikan akhwat dan ikhwan mudah berinteraksi tanpa batas. Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya….  Mengerikan, berlebay-lebay di dunia maya. Syaitan tak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, lalu tertancaplah rasa, bermekaran di dada dua sejoli tersebut, yang belum ada ikatan pernikahan.  Dengan bangganya sang ikhwan menaburkan janji-janji manis, akan mengajak akhwat hidup di planet mars, mengunjungi benua-benua di dunia. Hingga larutlah keduanya dalam janji-janji lebay.  Ikhwannya membabi buta, akhwatnya terpedaya.

Na’udzubillah, bukan begitu ta’aruf yang Rasulullah ajarkan.

Wahai Ikhwan, Jangan Permainkan Ta’aruf!  Muslimah  itu mutiara, tidak sembarang orang boleh menyentuhnya, tidak sembarang orang boleh memandangnya. Jika kalian punya keinginan untuk menikahinya, carilah cara yang baik yang dibenarkan Islam. Cari tahu informasi tentang akhwat melalui pihak ketiga yang bisa dipercaya. Jika maksud ta’arufmu untuk menggenapkan separuh agamamu, silakan saja, tapi prosesnya jangan keluar dari koridor Islam.      ….Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan?….  Wahai ikhwan, relakah jika adikmu dijadikan ajang coba-coba ta’aruf oleh orang lain? Tentu engkau keberatan bukan? Jagalah izzah muslimah, mereka adalah saudaramu. Pasanglah tabir pembatas dalam interaksi dengannya. Pahamilah, hati wanita itu lembut dan mudah tersentuh, akan timbul guncangan batin jika jeratan yang kalian tabur tersebut hanya sekedar main-main.  Jagalah hati mereka, jangan banyak memberi harapan atau menabur simpati yang dapat melunturkan keimanan mereka.  Mereka adalah wanita-wanita pemalu yang ingin meneladani wanita mulia di awal-awal Islam, biarkan iman mereka bertambah dalam balutan rasa nyaman dan aman dari gangguan JIL alias Jaringan Ikhwan Lebay.

Wahai Ikhwan,  Ini hanya sekedar nasihat, jangan mudah percaya dengan apa yang dipresentasikan orang di dunia maya, karena foto dan kata-kata yang tidak kamu ketahui kejelasan karakter wanita, tidak dapat dijadikan tolak ukur kesalehahan mereka, hendaklah mengutus orang yang amanah yang membantumu mencari data dan informasinya. Luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis….

Wahai ikhwan, luasnya ilmu yang engkau miliki tidak menjadikan engkau mulia, jika tidak kau imbangi dengan menjaga adab pergaulan dengan lawan jenis.

Duhai akhwat, jaga hijabmu agar tidak runtuh kewibaanmu. Jangan bangga karena banyaknya ikhwan yang menginginkan taaruf. Karena ta’aruf yang  tidak berdasarkan aturan syar’i, sesungguhnya sama saja si ikhwan meredahkanmu. Jika ikhwan itu punya niat yang benar dan serius, tentu akan memakai cara yang Rasulullah ajarkan, dan tidak langsung menembak kalian dengan caranya sendiri.  Duhai akhwat, terkadang kita harus mengoreksi cara kita berinteraksi dengan mereka, apakah ada yang salah hingga membuat mereka tertarik dengan kita? Terlalu lunakkah sikap kita terhadapnya?

Duhai akhwat, sadarilah, orang-orang yang engkau kenal di dunia maya tidak semua memberikan informasi yang sebenarnya, waspadalah! karena engkau adalah sebaik-baik wanita yang menggenggam amanah Ilahi. Jangan mudah terpedaya oleh rayuan orang di dunia maya.

Duhai akhwat, berhiaslah dengan akhlak islami, jangan mengumbar kegenitan pada ikhwan yang bukan mahram, biarkan apa yang ada di dirimu menjadi simpanan manis buat suamimu kelak.  Duhai akhwat, ta’aruf yang sesungguhnya haruslah berdasarkan cara Islam, bukan dengan cara mengumbar rasa sebelum ada akad nikah.

Jumat, 30 Juni 2017

s-p-i-o-n-a-s-e

Maaf jika saya pernah mewarnai harimu,
Maaf jika saya pernah merepotkan mu,
Maaf jika saya menambah beban fikiranmu.
Membuatmu geram mungkin itu hobby ku, membatasi hakmu, mematai setiap gerak gerikmu,  menyadap semua somsedmu, menanyakan langsung ini dan itu kepadamu yang jelas-jelas bukan dari hak ku lagi.
Tak apa jika kamu benci,
Tak apa jika kamu tak mau melihatku lagi, Tak apa jika ada seseorang yg bisa mewarnai harimu lagi,
Tak apa jika kamu lebih memilih dia karna aku akan berhenti mendekatimu.
Karna,  cara mencintaiku selama ini ternyata salah,  teramat salah.
Biar aku luapkan segala rasa hanya pada-Nya,  jika memang kamu takdirku maka Ia akan mendekatkan meski kita berjauhan.

Kamis, 15 Juni 2017

Teruntuk kamu

Teruntuk kamu,  iya untuk muu...
Untuk mu yang pernah singgah namun tak pernah sungguh, hmm sungguh sangat menyakitkan hati ku kala itu.

Teruntuk kamu yg tak pernah sungguh,  aku harap kamu tidak lagi berlalu-lalang seperti itu.

Teruntuk kamu yg tak pernah sungguh,  aku harap kamu tidak menggantungkan harapan ku tanpa ada ridho dari-Nya.

Teruntuk kamu yg tak pernah sungguh, aku harap kamu tidak sebercanda itu dengan hati ku.

Teruntuk kamu yg tak pernah sungguh,  pergilah lalu singgahlah kepada hati yg selalu kamu dambakan.

Teruntuk kamu yg tak pernah sungguh,  jangan menoleh sedikitpun walau terkadang aku rindu.

Teruntuk kamu yg pernah singgah,  terimakasih karena mu saya tahu mana lelaki yg tak pernah sungguh.

Jika memang benar-benar tak sungguh,  maka pergilah... Jangan hiraukan hati yg pernah kamu singgahi tanpa kesungguhan karena aku akan bersungguh-sungguh untuk melupakan.

Sabtu, 22 April 2017

 assalamuallaikum ...
mau nyapa dulu boleh yaaa? ehhe apa kabar semua? (diharapan kan menjawab "alhamdulillah baik" hehe maksaa yaa)

btw siapa yg pernah patah hati?
yaaa saya juga pernah hehe bodoh memang menaruh hati kepada ciptaannya bukan pada sang pencipta.
tapi, saya berterimakasih karna hati saya dipatahkan :)

dia yg nyaris sempurna, yg selalu ada dihari-hari saya, yg selalu memberikan tangis dan canda, yg membentuk saya hingga menjadi wanita tangguh nan sabar, dia yg selalu mendengarkan keluh kesah saya, nyaris membuat saya lupa bahwa hubungan "pacaran" itu memang tidak ada di ajaran agama, heheh mungkin ini khilaf yg alhamdulillah benar berujung baik.

sehari dua hari, bahkan sebulan sampai 2bulan ini (dan entah sampai kapan sih hehehe)saya blm bisa melupakan sosoknya, entah mengapa mungkin saya terlalu fokus dalam kehilangannya bukan dalam hikmah dibalik ini semua.

sekali kita bertemu dengan sengaja, saya sama sekali tdk mempunyai keberanian untuk menatap wajahnya apalagi matanya, yaAllah jangan sampai rasa yg masih dalam terlihat (hanya itu doa sepanjang disaat saya bertemu).
berbeda saat dulu yg dengan leluasa bercerita dan guyon bersama hehe ada rasa miris (kok gini banget ya) hehe tp sebisa mungkin saya menghargai hijrahnya demi ke istiqomah an ku juga.

bukankah sebaik-baiknya penjaga adalah  doa? alhamdulillah saya bisa menahan rasa meski sesekali meneteskan airmata.
bukan hal mudah melupakan seseorang, akupun tdk berharap banyak sebab tahu diri bahwa wanita pendosa diakhir jaman seperti saya tak pantas untuknya.
rasa itu yg semakin menguatkan ku untuk meninggalkannya juga. keep istiqomah akhi, semoga menjadi lelaki yg salih, maaf dan terimakasih atas segalanya :))

Minggu, 19 Maret 2017

jaga lah-

tuhan, maaf jika saya mengeluh...
mengeluh tentang hal yg tidak menentu, bersedih...
bersedih hanya karna takut kehilangannya ciptaanMu...
maaf jika hamba takut, sedangkan segala sesuatunya saya yakin itu yg terbaik.
jika saya boleh meminta, kiranya saya ingin bercengkramah dengannya, tapi apa daya, lebih baik semua doa hamba sampaikan dengan bercengkramah denganMu,
biarlah jauh tetapi doa yg semakin dekat, biarlah tak bicara tetapi hati yg berkata, biarlah tak melihat tetapi mata ini masih menyimpan senyumnya...
tuhan, jika sekali lagi aku boleh meminta, jagalah dia dalam penjagaannya🙏🏻